Contoh soal Pembangkit energi listrik terbarukan dan tak terbarukan

Soal 1
Apa yang dimaksud dengan energi listrik tak terbarukan dan sebutkan tiga contoh pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi tak terbarukan.

Pembahasan:
Energi listrik tak terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang terbatas dan tidak dapat diperbarui dalam waktu singkat. Sumber ini meliputi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, serta energi nuklir. Tiga contoh pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi tak terbarukan adalah:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU): Menggunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG): Menggunakan gas alam untuk menghasilkan panas yang menggerakkan turbin gas.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir: Menggunakan reaksi fisi atom uranium untuk menghasilkan panas yang diubah menjadi energi listrik.

Soal 2
Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari penggunaan energi nuklir dalam pembangkit listrik.

Pembahasan:
Kelebihan energi nuklir:
1. Efisiensi tinggi: Energi nuklir mampu menghasilkan listrik dalam jumlah besar dari sedikit bahan bakar.
2. Rendah emisi karbon: Pembangkit listrik tenaga nuklir menghasilkan emisi karbon yang rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sehingga lebih ramah lingkungan.

BACA JUGA  Teknologi Digital

Kekurangan energi nuklir:
1. Risiko keselamatan: Ada risiko kecelakaan nuklir yang berpotensi menyebabkan radiasi berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
2. Limbah nuklir: Limbah dari pembangkit nuklir bersifat radioaktif dan membutuhkan pengelolaan yang aman serta tempat penyimpanan jangka panjang.

Soal 3
Sebutkan tiga jenis pembangkit listrik tenaga terbarukan dan jelaskan bagaimana setiap pembangkit tersebut menghasilkan listrik.

Pembahasan:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): Menggunakan panel fotovoltaik yang mengubah sinar matahari menjadi listrik. Panel ini menyerap foton dari sinar matahari, menghasilkan arus listrik searah yang kemudian diubah menjadi arus bolak-balik untuk kebutuhan jaringan listrik.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB): Menggunakan turbin angin yang digerakkan oleh angin. Energi kinetik dari angin memutar bilah turbin yang terhubung ke generator untuk menghasilkan listrik.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): Menggunakan aliran air, biasanya melalui bendungan, untuk menggerakkan turbin. Aliran air yang kuat menghasilkan energi kinetik yang memutar turbin, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

BACA JUGA  Rangkaian Arus Bolak-Balik

Soal 4
Apa dampak lingkungan dari pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan?

Pembahasan:
Pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO₂), yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, polutan seperti sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen oksida (NOx) dapat menyebabkan hujan asam dan masalah kesehatan.

Sebaliknya, pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, menghasilkan sedikit atau tidak ada emisi selama operasinya, sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak berdampak negatif langsung pada kualitas udara dan perubahan iklim. Namun, instalasi energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin, dapat memerlukan lahan yang luas dan dapat berdampak pada habitat satwa liar.

BACA JUGA  Solusi Terhadap Pemanasan Global

Soal 5
Mengapa biaya awal pembangunan pembangkit listrik tenaga terbarukan lebih tinggi, dan bagaimana perkembangan teknologi membantu mengatasi tantangan ini?

Pembahasan:
Biaya awal pembangunan pembangkit listrik tenaga terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin, lebih tinggi karena memerlukan bahan baku, teknologi canggih, dan instalasi khusus. Namun, perkembangan teknologi membantu mengatasi tantangan biaya ini melalui inovasi seperti peningkatan efisiensi panel surya, penurunan biaya produksi turbin, serta teknologi penyimpanan energi yang lebih efisien dan hemat biaya.

Kemajuan teknologi seperti jaringan listrik pintar (smart grid) juga membantu meningkatkan distribusi energi terbarukan dan mengatasi ketidakstabilan pasokan, membuat pembangkit listrik tenaga terbarukan lebih dapat diandalkan dan terjangkau.